Pages

Monday, 4 July 2011

Bunda

Bunda
BY : NICHOLAS FRANS GISKOS
05 JUNI 2011 09:30 WIB

Siang terik dibakar surya..
Menghanguskan kulit dibasuh peluh..
Bertarung demi mencari materil..
Untuk sebuah generasi..

Engkau renta penuh semangat..
Bertahan dalam kejamnya jaman..
Mengganti peran seorang bapak..
Agar buah hatimu tidak sengsara..

Letih dan lelah tiada kau hirau..
Cibiran orang tak kau dengar..
Siang malam membanting tulang..
Untuk dapat menyambung hidup..

Kau perempuan tua yang tangguh..
Kokoh bertahan dihempas badai..
Trotoar dan debu jalanan menjadi sahabat..
Demi menyekolahkan anak – anakmu..

NFG – Medan.

Terinspirasi dari Bunda, seorang Perempuan Tua yang berjualan di kaki lima Jl.Kejaksaan dekat gedung Pengadilan Negri Medan. Siang dan malam serta tidur di warungnya demi membesarkan anak anaknya. Yang selalu berharap agar kehidupan anaknya tidak seperti dia. Meski hari - hari merasa cemas takut akan penggusuran lapaknya. Menanti waktu itu tiba dengan alasan untuk keindahan kota. Namun hari ini gadis kecilnya beranjak dewasa.

Puisi ini aku persembahkan untuk ribuan ibu - ibu yang berani membuang rasa malunya untuk anak – anak mereka , terutama bagi mereka yang menjadi pedagang di kaki lima. Tetap semangat karna perjuangan kalian, kami selaku anak – anakmu mampu mengecap pendidikan meski tanpa pernah kami tahu, betapa sulitnya engkau menggantikan peran seorang bapak untuk mencari nafkah.

Air matamu adalah mutiara yang tak tenilai bagi kami dan itu akan kami jadikan modal untuk kami terus berkarya. Kami berjanji, kelak jika kami menjadi pemimpin di negri ini maka kalian akan kami lindungi dan juga kami akan memperjuangkan pendidikan dan kesehatan gratis dinegara ini, agar beban kalian menjadi ringan meski kelak jabatan kami yang harus kami pertaruhkan. Inilah janji kami anak – anakmu ibu.

No comments:

Post a Comment