Pages

Wednesday 9 May 2012

Hingga Waktu menghentikanku

Hingga Waktu menghentikanku
BY : Nicholas Frans Giskos


Aku masih disini, masih seperti dulu diruang sepi..
Bersandar dipekatnya hitam, untuk menanti dian..
Aku masih disini, masih seperti dulu disudut riang ..
Berdiri tegar menatap kosong, dari tepian air mata..


Udara pagi semangkin sesak..
Memaksa paru-paru pompa kepalsuan..
Deburan angin bawa irama kesenjangan..
Kala diriku bertahan dalam ketidakpastian..


Tapi.!
Aku telah memilih kamu..
Meski perih hati menanti..
Walau sukma dirudung pilu..
kutahu itu buah dari ketulusan..
Biar.!
Biarlah.!
Biarlah kumenanggung sakit itu..
Biarlah kunikmati penderitaan ini..
Karena aku telah terbiasa dengan luka..
Sebab buatku tangguh dipertaruangan..
 
 

Lihat.!
Lihatlah.!
Lihatlah senyum pada bibirku..
Senyum dari sebuah kemenangan..
Senyum sebagai bukti kesetiaanku..



Ingat.!
Ingatlah.!
Ingatlah akan janjiku..
Janji setia untuk selalu menunggu..
Kan kupegang teguh setiap kata terucap..
Hingga waktu menghentikanku..


NFG - Kamar Kosong, Medan
09 Mei 2012 13:42 WIB

Monday 7 May 2012

“ Negri Indahnya Mana,? ”


“ Negri Indahnya Mana,? ”
BY : Nicholas Frans Giskos

Mengapa kami harus menanggung hutang Negara.?
Sedangkan kami tak pernah suruh kau meminjam.
Kemana semua uang yang kami kumpulkan dari pajak.?
Oh ternyata untuk masuk kantong tuan Koruptor.

Setiap hari terdengar berita spekulasi keberhasilan.
Membuat perutku mual akan kebohongan itu.
Fakta dilapangan bertolak belakang dari data tersiar.
Hanya untuk mengejar kepercayaan investor asing.

Namun ..
Berkumandang Nyanyian bisu petani dirampas tanahnya.
Diatas kafan nelayan tradisional menebar jala.
Bocah - bocah berteriak lapar diujung kematian.
Kuliat tetes air mata kaum buruh diperkosa pengusaha.


Katanya negriku kaya raya.
Nyatanya pemukiman kumuh jadi istana.
Katanya negriku penuh permata.
Nyatanya parade pengangguran tersaji rapi.

Kau bilang kami sudah sejaterah.?
Tapi antrian pengemis menunggu raskin yang ada.
Kau bilang telah berkeadilan.?
Tapi pedangnya hanya tajam kebawah, namun tumpul keatas.

Hingga aku terus bertanya,
“ Negri Indahnya Mana,? ”

NFG - Kamar Kosong, Medan
09 Mei 2012 06:26 WIB