Pages

Friday, 3 February 2012

Suara itu

Suara itu
BY : Nicholas Frans Giskos

Suara itu,
suara yang membuat damai jiwaku,
hapus semua gundahku.

Suara itu,
suara yang membawa kedamaian,
padamkan gejolak emosiku.

Suara itu,
suara yang mengajarkan kesetiaan,
berikan nilai kejujuran.

Suara itu,
suara yang membimbing langkahku,
bawa ku pada alam ketegaran.

Namun suara itu tak kudengar lagi,
dia diam membisu diruang sepi.
Dimana.???
Dimana suara itu,???
suara yang mengingatkanku agar berhati-hati.!!!
Dimana suara itu???
suara yang memberikan semangatku.!!!

Oh bintang.
Bicaralah kembali.
Teriaklah kembali.
Oh bintang.
Bahasa diammu membuat aku rapuh.
Hingga aku jatuh dan terpuruk.

NFG
29 January 2012 23:15WIB.

Pesan Buat Penguasa

Pesan Buat Penguasa 
BY: Nicholas Frans Giskos

 Letih sudah tubuh ini melangkah menyusuri jalanan dengan poster dan spanduk berisi kecaman.
Hilang sudah suara ini berteriak sampai serak dengan toa dan megaphone untuk menuntut perubahan. 
Namun pemerintah ini sungguh bebal, biadap,
membariskan para keparat dengan menembaki saudaraku. 

Mereka muak.!!! 
Mendengar janji palsu dan retorika busukmu. 
Jangan salahkan mereka yang menghanguskan gedung-gedung simbol dari kerakusan. 

Mereka tak takut.!!! 
Meski peluru menembus tubuh dan pentungan memecah kepala. 
Hanya demi mendapatkan rasa keadilan serta arti Kesejateraan. 

Lihat penguasa laknat.!!!
Buah dari perbuatanmu hadiah dari pemilik modal. 
Dibima hanya sebagian kecil kehancuran dari amuk rakyat. 

Dengarkan suara kami penguasa laknat.!!! 
Hentikan segera Penghisapan, eksploitasi rakyatmu untuk kepentingan kapitalisme. 
Atau kau akan melihat amuk rakyatmu yang akan menghancurkan semua simbol keagungan. 

(NFG) 28 January 2012 04 : 40WIB

Catatan : puisi ini kudedikasikan bagi perjuangan rakyat bima yang tiada lelah berjuang.meski nyawa yang menjadi korban namun mereka mampu mencapai kemenangan.

Kupikir Kau Kawanku.

Kupikir Kau Kawanku. 
BY: Nicholas Frans Giskos. 

Kupikir kau kawanku. 
Yang setia berjuang digaris massa dan membangun kesadaran. 
Tulus mengorbankan diri untuk mereka tertindas .. 

Kupikir kau kawanku.
Menderita dibatu jalanan untuk bertarung.
Bertahan dalam hujan badai dan terik matahari ditenda darurat .. 

Kupikir kau kawanku.
Bergandengan tangan dalam api perlawanan. 
Beri badan jadi tameng dari gempuran keparat .. 

Kupikir kau kawanku. 
Menangis dikala susah tertawa dikala senang. 
Hiasin hari-hari dalam pertarungan .. 

Ternyata kaulah musuhku. 
Yang membangun persekongkolan.
Korbankan aku dan mereka.
Demi segepok materil .. 

Ternyata kaulah sang fasis. 
Menyerangku dalam bisikmu. 
Membunuhku dengan diammu .. 

Asal kau tau ​​bangsat. 
Tak terlintas sedikitpun dalam benakku,
mencari keuntungan dari perjuangan ini. 
Apa yang kuperjuangkan tulus dari dasar jiwaku. 

Asal kau tau ​​bangsat. 
Sebelum kita bersama aku telah melakukan perjuanganku. 
Aku tak pernah mencari popularitas dari perjuanganku. 
Biar kau tau ​​bangsat namaku.
Andrey, fransbens, giskos Silalahi dan kini nicho Silalahi itu aku.
Sebab aku hanya mencintai perjuangan. 

NFG-kamar kosong Medan. 
23 January 2012 22: 55WIB 

Catatan: Tulisan ini kubuat untuk mereka yang telah menghianatinku dan mereka calon menghianatiku untuk menyingkirkanku. Aku terlahir kebumi sendiri maka aku telah terbiasa bertarung sendiri. Satu lagi Åθά dua suku yang tak bisa dekat denganku ketika mereka Åθά disekitarku maka subjektifku akan timbul. Bukan karena aku sukuisme tapi kedua suku itu yang telah menghianatinku. Dan suku itu biarlah aku aja yang tau beserta mereka yang mengenal dekat aku.