“ Negri Indahnya
Mana,? ”
BY : Nicholas Frans Giskos
Mengapa kami harus menanggung hutang Negara.?
Sedangkan kami tak pernah suruh kau meminjam.
Kemana semua uang yang kami kumpulkan dari pajak.?
Oh ternyata untuk masuk kantong tuan Koruptor.
Setiap hari terdengar berita spekulasi keberhasilan.
Membuat perutku mual akan kebohongan itu.
Fakta dilapangan bertolak belakang dari data tersiar.
Hanya untuk mengejar kepercayaan investor asing.
Namun ..
Berkumandang Nyanyian bisu petani dirampas tanahnya.
Diatas kafan nelayan tradisional menebar jala.
Bocah - bocah berteriak lapar diujung kematian.
Kuliat tetes air mata kaum buruh diperkosa pengusaha.
Katanya negriku kaya raya.
Nyatanya pemukiman kumuh jadi istana.
Katanya negriku penuh permata.
Nyatanya parade pengangguran tersaji rapi.
Kau bilang kami sudah sejaterah.?
Tapi antrian pengemis menunggu raskin yang ada.
Kau bilang telah berkeadilan.?
Tapi pedangnya hanya tajam kebawah, namun tumpul keatas.
Hingga aku terus bertanya,
“ Negri Indahnya Mana,? ”
NFG - Kamar Kosong, Medan
09 Mei 2012 06:26 WIB
No comments:
Post a Comment