By : Nicholas Frans Giskos
23 Desember 2009 05 : 23 WIB
ketika aku hanya bisa membelai wajahmu..
dari balik dinding kaca yang semu..
saat itu aku hanya merasakan kebodohanku ini
dengan setia menemani malam malamku..
ku hanya bisa mengatakan isi hatiku..
lewat tulis tulisan yang tercipta untukmu..
aku garang bahkan bringas dalam melawan ketidakadilan..
tapi aku begitu penakut tuk ungkapkan rasa cinta ini..
wahai dewiku lihat dan tertawa padaku..
kamu telah berhasil merobohkan istana kesombonganku..
menghancurkan simbol simbol keangkuhanku..
kaulah pemenang sejati dan akulah pecundang itu..
saat tahun kan terus berganti..
saat itu aku berada kedalam ketepurukan ..
saat mata mecoba membohongi ragaku
saat itu juga hati ini berontak untuk slalu memujamu..
mungkin aku memang harus pergi meninggalkanmu
dan membawa semua kegagalanku..
maka kan kubiarkan menjadi satu kisah cintaku..
tapi kukan terus berharap meski dirimu gak pernah peduli padaku..
hanya karena kesombonganku..
atau aku memang manusia yang bodoh..
dan terlalu takut tuk mengatakan padamu
bahwa aku mencintaimu dengan setulus hatiku..
tapi aku punya cara lain tuk membuktikan cintaku padamu
karena cinta bukan hanya sekedar bait bait kata yang tertulis..
kau kan merasakan cinta itu saat angin membelai indah wajahmu..
serta cahaya bintang yang menerangi malammu..
karena saat itu akulah yang hadir untukmu..
No comments:
Post a Comment