Pages

Friday, 23 November 2012

Pilkada Dan Musim Tipu – tipu



Oleh : Nicho Silalahi

Pesta demokrasi ditahun 2013 segera bergulir untuk memilih secara langsung Gubernur / Wakil Gubernur Sumatera Utara. Namun sebelum pemilu itu dilaksanakan  maka terlebih dahulu akan berlangsung teori pencitraan dan musim jualan janji – janji kosong yang belum tentu bisa direalisasikan oleh para kandidat.

Masih segar dalam ingatan kita dimana kala itu pasangan Syamsul Arifin/Gatot Pujonugroho berkampanye dengan 3 kalimat sakti yang menjadi selogan mereka :
  1. Rakyat Tidak Lapar.
  2. Rakyat Tidak Bodoh.
  3. Rakyat Tidak Sakit.
Ternyata selogan tersebut ampuh menarik simpatik masyarakat Sumut sehingga pasangan Syamsul/Gatot memenangkan pemilu pada tahun 2008 dan menjadi Gubernur/wakil Gubernur secara defenitif.

Ditengah perjalanannya kepemimpinan mereka, ternyata sang Gubernur (Syamsul Arifin) kala itu tersangkut kasus korupsi penggelapan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Langkat sewaktu beliau menjabat Bupati disana. Sehingga kepemimpinan Sumut diambil alih oleh Gatot Pujonugroho berdasarkan SK Mendagri Dan sejak itu Gatot resmi menjadi Pjs Gubernur Sumatera Utara. Namun hingga kini penulis melihat janji – janji kampanye yang dulu dilontarkan mereka pada masyarakat Sumut belum juga terealisasi secara kongkrit.

Menjadi tanda Tanya bagi penulis :
1. Dimana dia Rakyat Tidak Lapar.? Sedangkan fakta dilapangan banyak petani yang menuntut dikembalikannya tanah mereka yang dirampok oleh perkebunan, karena tanah adalah alat produksi sehingga banyak kaum tani yang menggantungkan hidupnya disektor pertanian. Tetapi hingga kini Gatot juga belum merealisasikan tanah tuntutan para petani tersebut. Jika begini maka tidak menutup kemungkinan kalau para petani tersebut terancam kelaparan sebab mereka tidak bisa lagi mengelola tanahnya, dan hal ini telah di buktikan oleh beberapa kelompok tani seperti : Kelompok Tani Torang Jaya Mandiri (KTTJM) berasal dari Kabupaten Padang Lawas yang melakukan protes dengan aksi menginap dan mogok makan serta menjahit mulut akibat konflik lahan dengan PT SRL/ PT SSL, Kelompok tani JAS MERAH berasal dari Kabupaten Deli serdang berkali – kali melakukan unjuk rasa untuk menuntut tanah mereka yang telah diserobot oleh Yayasan Pendidikan Nurul Amalyah (YPNA), serta Masyarakat adat Paduma – Sipitu huta berasal dari Kabupaten Humbahas yang mengklaim hutan kemenyan milik masyarakat dan telah diserobot PT TPL ( Toba Pulp Lestari ), dan banyak lagi kasus tanah disumut ini yang tidak satupun terselesaikan. Disini penulis menyimpulkan aksi unjuk rasa ini adalah pukulan telak mereka terhadap Gatot Pujonugroho yang nota benenya Pjs Gubernur Sumatera Utara dan saat Kampanye mengubar janji dengan selogan RAKYAT TIDAK LAPAR. Namun nyatanya rakyat tidak bias lagi mengelola tanahnya.

2. Dimana dia Rakyat Tidak Bodoh .? jika biaya pendidikan terus menerus meroket naik dari tahun ketahun seperti biaya uang SPP (Kuliah), harga buku – buku pelajaran dll. dengan meroketnya biaya itu akan maka penulis bisa mengasumsikan banyak anak – anak yang putus sekolah/kuliah dan ini bisa berakibat dengan pembodohan secara masal.

3. Dimana dia Rakyat Tidak Sakit.? Jika saja biaya rumah sakit mahal dan harga obat – obatan juga mahal sehingga kaum miskin dipaksa harus pasrah menerima penyakitnya dan menunggu kematian. Penulis juga mengakui memang ada program pemerintah melalaui jamkesmas namun itu program dari pemerintah pusat dan itu juga tidak mengcover seluruhannya kaum miskin serta disinyalir penyaluran program ini tidak tepat dengan sasaran.

Disini penulis menyarankan kepada seluruh lapisan masyarakat agar lebih berhati – hati dalam memilih calon Gubernur/Wakil Gubernur atau pemimpin manapun apalagi yang hanya mengubar janji muluk – muluk karena ketika salah memilih maka kita akan menanggung waktu Lima Tahun lamanya. Serta penulis berharap agar kita lebih bijak dalam memilih dan jangan mau memberikan suara (memilih) karena diberi uang,sembako dll, sebab jika begitu maka pemimpin yang kita pilih akan melakukan hal – hal yang bersifat koruptif agar segera mengembalikan modal yang telah mereka keluarkan saat pemilu dulu sehingga akan berdampak dengan terhambatnya pembangunan daerah, namun jika ada yang memberikan uang,sembako dll, maka penulis menyarankan agar mengambil uang, sembakonya saja dan jangan pernah pilih orang tersebut.

-------------------------------------

Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Medan Area.

No comments:

Post a Comment