Pages

Friday, 23 November 2012

Menatap Senja


Menatap Senja
By : Nicho Silalahi

Desiran ombak dipantai.
Bersama deru angin sepoi-sepoi.
Ombang-ambingkan sebuah perahu kayu.
Pada dermaga yang tak terpakai.

Sinar surya perlahan meredup.
Diiringi kabut putih seakan tak rela hilang.
Membuat pandangan jadi hitam.
Hingga langit menangis duka.

Disini aku tertegun menatap kosong.
Berimajinasi pada raut wajahmu.
Tersugih senyum sejuta pesona.
Sebagai pelipur luka hatiku.

Duhai dewiku disebrang senja.
Dengarkan suara jiwaku yang menantimu.
Suara itu terus beteriak memanggil namamu.
Agar kau dating membawakan sebuah cinta.

Oh dewiku dirudung galau.
Keinginan jiwaku teramat kuat.
Agar kita bersama selamanya.
Hingga ajal memisahkannya.
Sibolga, 18102012

Pilkada Dan Musim Tipu – tipu



Oleh : Nicho Silalahi

Pesta demokrasi ditahun 2013 segera bergulir untuk memilih secara langsung Gubernur / Wakil Gubernur Sumatera Utara. Namun sebelum pemilu itu dilaksanakan  maka terlebih dahulu akan berlangsung teori pencitraan dan musim jualan janji – janji kosong yang belum tentu bisa direalisasikan oleh para kandidat.

Masih segar dalam ingatan kita dimana kala itu pasangan Syamsul Arifin/Gatot Pujonugroho berkampanye dengan 3 kalimat sakti yang menjadi selogan mereka :
  1. Rakyat Tidak Lapar.
  2. Rakyat Tidak Bodoh.
  3. Rakyat Tidak Sakit.
Ternyata selogan tersebut ampuh menarik simpatik masyarakat Sumut sehingga pasangan Syamsul/Gatot memenangkan pemilu pada tahun 2008 dan menjadi Gubernur/wakil Gubernur secara defenitif.

Ditengah perjalanannya kepemimpinan mereka, ternyata sang Gubernur (Syamsul Arifin) kala itu tersangkut kasus korupsi penggelapan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Langkat sewaktu beliau menjabat Bupati disana. Sehingga kepemimpinan Sumut diambil alih oleh Gatot Pujonugroho berdasarkan SK Mendagri Dan sejak itu Gatot resmi menjadi Pjs Gubernur Sumatera Utara. Namun hingga kini penulis melihat janji – janji kampanye yang dulu dilontarkan mereka pada masyarakat Sumut belum juga terealisasi secara kongkrit.

Menjadi tanda Tanya bagi penulis :
1. Dimana dia Rakyat Tidak Lapar.? Sedangkan fakta dilapangan banyak petani yang menuntut dikembalikannya tanah mereka yang dirampok oleh perkebunan, karena tanah adalah alat produksi sehingga banyak kaum tani yang menggantungkan hidupnya disektor pertanian. Tetapi hingga kini Gatot juga belum merealisasikan tanah tuntutan para petani tersebut. Jika begini maka tidak menutup kemungkinan kalau para petani tersebut terancam kelaparan sebab mereka tidak bisa lagi mengelola tanahnya, dan hal ini telah di buktikan oleh beberapa kelompok tani seperti : Kelompok Tani Torang Jaya Mandiri (KTTJM) berasal dari Kabupaten Padang Lawas yang melakukan protes dengan aksi menginap dan mogok makan serta menjahit mulut akibat konflik lahan dengan PT SRL/ PT SSL, Kelompok tani JAS MERAH berasal dari Kabupaten Deli serdang berkali – kali melakukan unjuk rasa untuk menuntut tanah mereka yang telah diserobot oleh Yayasan Pendidikan Nurul Amalyah (YPNA), serta Masyarakat adat Paduma – Sipitu huta berasal dari Kabupaten Humbahas yang mengklaim hutan kemenyan milik masyarakat dan telah diserobot PT TPL ( Toba Pulp Lestari ), dan banyak lagi kasus tanah disumut ini yang tidak satupun terselesaikan. Disini penulis menyimpulkan aksi unjuk rasa ini adalah pukulan telak mereka terhadap Gatot Pujonugroho yang nota benenya Pjs Gubernur Sumatera Utara dan saat Kampanye mengubar janji dengan selogan RAKYAT TIDAK LAPAR. Namun nyatanya rakyat tidak bias lagi mengelola tanahnya.

2. Dimana dia Rakyat Tidak Bodoh .? jika biaya pendidikan terus menerus meroket naik dari tahun ketahun seperti biaya uang SPP (Kuliah), harga buku – buku pelajaran dll. dengan meroketnya biaya itu akan maka penulis bisa mengasumsikan banyak anak – anak yang putus sekolah/kuliah dan ini bisa berakibat dengan pembodohan secara masal.

3. Dimana dia Rakyat Tidak Sakit.? Jika saja biaya rumah sakit mahal dan harga obat – obatan juga mahal sehingga kaum miskin dipaksa harus pasrah menerima penyakitnya dan menunggu kematian. Penulis juga mengakui memang ada program pemerintah melalaui jamkesmas namun itu program dari pemerintah pusat dan itu juga tidak mengcover seluruhannya kaum miskin serta disinyalir penyaluran program ini tidak tepat dengan sasaran.

Disini penulis menyarankan kepada seluruh lapisan masyarakat agar lebih berhati – hati dalam memilih calon Gubernur/Wakil Gubernur atau pemimpin manapun apalagi yang hanya mengubar janji muluk – muluk karena ketika salah memilih maka kita akan menanggung waktu Lima Tahun lamanya. Serta penulis berharap agar kita lebih bijak dalam memilih dan jangan mau memberikan suara (memilih) karena diberi uang,sembako dll, sebab jika begitu maka pemimpin yang kita pilih akan melakukan hal – hal yang bersifat koruptif agar segera mengembalikan modal yang telah mereka keluarkan saat pemilu dulu sehingga akan berdampak dengan terhambatnya pembangunan daerah, namun jika ada yang memberikan uang,sembako dll, maka penulis menyarankan agar mengambil uang, sembakonya saja dan jangan pernah pilih orang tersebut.

-------------------------------------

Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Medan Area.

Friday, 16 November 2012

LBH Medan Kecam Tindakan Polisi Diraja Malaysia


Wednesday 14 Nov 2012 10:44:57
LBH Medan.(Foto: Ist)
MEDAN, Berita HUKUM - Menyikapi pemberitaan di beberapa media massa yang intinya memberitakan bahwa TKI di obral sebagaimana bunyi sebuah iklan yang tersebar di chow kit Malaysia, itu merupakan potret buram tenaga kerja Indonesia dalam mencari pekerjaan.

Mereka diobral seperti barang dagangan, hingga harga diri sebagai seorang manusia yang patut dianggap sebagai manusia yang mempunyai harkat, martabat dan bangsa merdeka, kini telah direnggut semuanya. Hal ini dikatakan oleh Yurika, SH selaku Kepala Divisi Buruh Perempuan dan anak, serta didampingi stafnya William A. Zai, SH kepada wartawan, Rabu (14/11).

Yurika menjelaskan, “baru seminggu yang lalu kita mendapatkan kabar tersebut, kini pemerintah Indonesia kembali dikejutkan dengan persoalan Tenaga Kerja Wanita Indonesia yang diduga telah diperkosa oleh Polisi Malaysia sebagaimana pemberitaan di media massa 12 November 2012 lalu ”. Peristiwa tersebut diatas merupakan bentuk-bentuk pelecehan maupun penghinaan terhadap Warga Negara Indonesia di Malaysia. Hal ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang telah diratifikasi di Negara Indonesia yaitu pada UU No.11 tahun 2005 tentang Kovenan Sipol dan UU No.12 tentang Kovenan Ekosob.

Untuk itu, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan sebagai lembaga yang konsern terhadap penegakkan hukum dan persoalan Hak Asasi Manusia Mengecam dan mengutuk keras perbuatan Polisi Diraja Malaysia yang telah melakukan perbuatan tidak beradab dan tidak manusiawi dengan memperkosa Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia.

Yurika juga mendesak Pemerintah RI untuk melakukan langkah nyata dengan upaya diplomatik, agar Pemerintah Malaysia melindungi Tenaga Kerja Indoneisa, dan peristiwa tersebut agar tidak dialami kembali oleh Tenaga Kerja Indonesia yang lainnya yang bekerja diluar negeri. Kemudian kepada Pemerintah Indonesia khususnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, untuk sekiranya dapat menyikapi persoalan Tenaga Kerja Indonesia tersebut, seperti dengan mengawal proses hukum terhadap pelaku (Polisi Diraja Malaysia), serta memberikan hak rehabilitasi terhadap Tenaga Kerja Indonesia selaku korban tindak pidana pemerkosaan.(bhc/nco)

Thursday, 15 November 2012

Dukungan Terhadap Penutupan PT TPL Terus Mengalir


Monday 12 Nov 2012 09:09:50
Sekretaris Ikatan Mahasiswa Batak Toba Universitas Medan Area (IMABATO-UMA), Lyncold Ritonga.(Foto: Ist)
MEDAN, Berita HUKUM - Desakan untuk menutut PT TPL (Toba Pulp Lestari) terus mendapat dukungan dari masyarakat. Kali ini dukungan itu timbul dari kalangan kampus, hal ini dikatakan oleh Lyncold Ritonga selaku Sekretaris Ikatan Mahasiswa Batak Toba Universitas Medan Area (IMABATO-UMA) kepada wartawan, Minggu (11/11).

Lyncold menjelaskan bahwa, perampasan tanah hutan Kemenyan masyarakat Maduma Sipituhuta adalah sebagian kecil dari kerakusan PT TPL. "Mereka (TPL) inilah yang selalu merampas tanah milik rakyat dan juga terus merusak hutan ditanah batak. Dulu nama mereka PT Inti Indorayon Utama (PT IIU), jadi TPL itu hanya ganti nama saja, sebab segala perizinan masih menggunakan PT IIU. Bukan hanya itu saja, limbah yang dihasilkan mereka sangat berbahaya serta sangat berdampak pada kehidupan masyarakat sekitar," ujarnya.

Lyncold menjelaskan dari data yang diterimanya, "waduk penampungan limbah (aerated lagoon) PT IIU itu sudah dua kali pecah, yakni pada 9 agustus 1988 dan 2 maret 1994. Akibatnya, air limbah sangat berbahaya itu tumpah ke sungai Asahan dan menyebabkan matinya ikan-ikan beserta biota lainnya," jelasnya.

Ditambahkannya lagi, pada tanggal 5 november 1993, tabung klorin milik pabrik PT IIU juga meledak sehingga membuat puluhan ribu penduduk Porsea dan Toba Samosir mengungsi ke berbagai kota terdekat.

Pencemaran tanah, air, dan udara merupakan dampak yang paling meresahkan masyarakat. Setiap hari masyarakat harus mencium bauk busuk yang sangat tajam dan membuat kepala pusing. Bukan itu saja, pencemaran yang dilakukan PT IIU/TPL telah menurunkan hasil pertanian masyarakat serta menimbulkan berbagai penyakit seperti gatal-gatal, sesak nafas, dan gejala penyakit lainnya.

Dengan tegas Lyncold mengatakan, "TPL itu harus segera ditutup karena tidak ada manfaatnya bagi masyarakat sekitar. Dan kami akan melakukan konsolidasi untuk menggalang kekuatan mahasiswa demi memperjuangkan masyarakat yang telah dirampas haknya oleh mereka," pungkasnya.(bhc/nco)

Pemerintah Harus Segera Menutup Aquafarm


Tuesday 13 Nov 2012 10:19:54
Direktur Eksekutif Earth Society For Danau Toba (ES), Mangaliat Simarmata.(Foto: BeritaHUKUM.com/nco)
MEDAN, Berita HUKUM - Desakan penutupan Aquafarm terus dikemukakan. Kali ini desakan itu datang dari Direktur Eksekutif Earth Society For Danau Toba (ES) Mangaliat Simarmata, sebab Aquafarm telah mencemari air Danau Toba serta merusak ekosistemnya. Kepada BeritaHUKUM.com Mangaliat mengatakan, pertama, Danau Toba telah ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional untuk dijadikan sebagai daerah parawisata, tetapi bukan untuk perikanan. 

Kedua, "Pemerintah pusat sedang memperjuangkan untuk geopark. Ketiga, Danau Toba ini sebenarnya sudah dirancang secara nasional sebagai segitiga emas daerah parawisata seperti bali, Indonesia timur dan Sumatera Utara. Sedangkan Aquafarm sendiri telah mencemari Danau Toba dari segi pakan yang dibuang setiap harinya berton-ton, belum lagi kotoran ikan yang juga setiap harinya terbuang didanau ini," katanya, Senin (12/11).

“Nah, kalau dari segi estetika, apa bedanya sampah dengan kerambah yang mengapung?, karena hal ini juga merusak keindahan. Jika memang Danau Toba dijadikan sebagai daerah perikanan, maka jangan dibilang Danau Toba sebagai daerah pariwisata yang telah menghabiskan uang Negara milyaran rupiah untuk pengembangannya. Ini kan sama saja dengan pemborosan uang negara,” jelasnya.

Ditambahkannya lagi, "akibat pembuangan pakan yang setiap harinya dibuang ke Danau Toba, sehingga hal tersebut telah menimbulkan bau tak sedap pada air Danau Toba, dan belum lagi pakan yang mengendap didasar danau sehingga ketika mandi air Danau Toba ini menjadi gatal-gatal. Bahkan tidak mungkin lagi air Danau Toba ini bisa layak dikonsumsi, dikarenakan zat kimia dari pakan terus dibuang ke Danau Toba secara terus - menerus,” tambahnya.

Mangaliat juga menegaskan, "jika kita bicara tentang kebijakan sebuah Negara atau pemerintah, maka ini sangat jelas bertentangan dengan kebijakan yang lainnya. Disatu sisi untuk pariwisata, dan disisi lain dibuat untuk perikanan. Kalau memang pemerintahan ingin menaikan taraf hidup masyarakat sekitar, maka pengembangan sektor pariwisata ini jangan dimain-mainkan. Dan untuk itu, segeralah tutup perusahaan yang berpotensi menimbulkan pencemaran dan kerusakan ekosistemnya, salah satunya Aquafarm”, pungkasnya.(bhc/nco)

http://beritahukum.com/detail_berita.php?judul=Pemerintah+Harus+Segera+Menutup+Aquafarm#.UKUZOofBNZg

Terkait Rusuh di PT AR Batang Turo, WALHI Ikut Merespon


Tuesday 06 Nov 2012 00:20:36

MEDAN, Berita HUKUM - Terkait kerusuhan di perusahan tambang Emas PT AR. Sebanyak 12 tersangka kasus pembakaran dan pengrusakan kantor Camat Batangtoru dan mobil, akibat dari penolakan penanaman pipa tambang Mas, diboyong ke Poldasu untuk dilakukan penahanan. Ke 12 tersangka itu adalah, Ahmad Tora Siregar, Ali Saftar Nasution, Rohman Harahap, Indra Pasaribu, Arman Naposo Tambunan, Dame Siregar, Ramadhan Hasibuan, Wesi Waruwu, Rahmad Nazi Tarigan, Partahian Sarumpaet, Ikbal Tanjung dan M. Saleh Hasibuan.

Abetnego Tarigan Direktur eksekutif Walhi mengatakan bahwa pemerintah tidak seharusnya mengabaikan peran serta masyarakat dalam Kasus Batang Toru Tapanuli Selatan Sumatera Utara, bila saja pemerintah daerah Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara dan Pemerintah Pusat sedikit saja mau mendengarkan suara rakyat, maka kejadian amuk warga kepada aparat dan rusaknya fasilitas negara di Batangtoru tidak akan terulang. Sebelumnya, Juni 2012, kendaraan milik PT. Agincourt Resources perusahaan tambang emas, dibakar saat memasang pipa pembuangan limbah. Kali ini, perusahaan justru dikawal ratusan aparat Kepolisian dan TNI, memaksakan kehendak untuk melanjutkan pemasangan pipa, yang berujung amuk warga.

Warga sejak semula menolak pembuangan limbah tambang yang akan dialirkan ke Sungai Batangtoru. Ada sekitar 25 desa di 3 Kecamatan yang dilalui aliran sungai Batangtoru. Hampir semua warga memanfaatkan aliran sungai Batangtoru, untuk berbagai keperluan rumah tangga juga pengairan untuk pertanian. Penolakan warga sangatlah wajar dan realistis. Kekhawatiran akan hancurnya sumber penghidupan dan layanan alam adalah hal yang utama. Selain itu, warga tidak tahu persis bagaimana dan apa yang dibuang ke sungai Batangtoru.

Tambahan, AMDAL yang seharusnya menjadi acuan atas rencana proyek tambang Martabe, diduga tidak memenuhi unsur keabsahan. Salah satunya, tidak adanya keterlibatan warga dalam penilaian AMDAL. Bahkan pihak Kepolisian Daerah Sumatera Utara, memanggil setidaknya 4 orang termasuk Ketua Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Tapsel untuk diperiksa terkait dengan AMDAL PT. Agincourt Resources. Misalnya saja, dalam dokumen daftar hadir rapat komisi AMDAL tertanggal 27 Juli 2012, tidak ada satu pun tersebut perwakilan warga dalam dokumen tersebut.

Pemasangan pipa itu berdampak negatif terhadap kehidupan warga yang ada di seluruh desa yang dialiri Sungai Batangtoru. Warga meminta perusahaan membatalkan rencana membuang air limbah ke Sungai Batangtoru. “Sungai itu tempat kami mencari nafkah, kalau sungai itu dijadikan tempat pembuangan limbah, maka sungai itu akan tercemari, dan akhirnya kami tidak mempunyai mata pencarian lagi.

Hal itu jelas menurunkan kualitas sumber air batang toru yang yang selama ini menjadi sumber kehidupan masyarakat batang toru. Kami menuntut rencana pemasangan pipa dihentikan dan operasi tambang PT. Agincourt Resources untuk ditinjau ulang untuk tidak diteruskan, agar tidak menimbulkan kerugian material dan nyawa di kemudian hari,” tuntut Hendrik Siregar Pengkampanye Emas Jaringan Advokasi Tambang (JATAM).

“Protes masyarakat di kecamatan BatangToru tesebut direspon represif dengan menangkap 39 orang yang menolak keberadaan pemasangan pipa PT.Agincourt oleh aparat keamanan kepolisian. Perlakukan represif ini jelas melanggar hukum nasional karena dalam Undang-Undang nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup jelas bahwa mayarakat yang memperjuangkantidak bisa di tuntut baik secara perdata maupun secara pidana” ujar Abetnego Tarigan Direktur eksekutif Walhi.

Dari 32 warga yang ditangkap, 12 saat ini ditetapkan sebagai tersangka. 20 orang warga yang dibebaskan dalam kondisi luka fisik akibat penyiksaan dan tindakan-tindakan yang tidak manusiawi. Dalam peristiwa ini terdapat sejumlah pelanggaran HAM serius terhadap Konvensi Menentang Penyiksaan sebagaimana telah disahkan dalam UU No 5/1998. Pelanggaran serius ini paling tidak dapat dikategorikan dalam bentuk perbuatan yang sewenang-wenang, tidak manusiawi dan merendahkan martabat kemanusiaan sebagaimana diatur dalam pasal 16 ayat (1) Konvensi menentang Penyiksaan. Termasuk aturan internal kepolisian dilanggar oleh anggota kepolisian. Kami meminta agar pelaku penyiksaan terhadap warga diproses secara hukum. Meminta pemerintah tidak menegasikan peran serta masyarakat dalam menentukan kebijakan, apalagi kebijakan yang akan dibuat berdampak langsung terhadap masyarakat.(bhc/nco)

http://beritahukum.com/detail_berita.php?judul=Terkait+Rusuh+di+PT+AR+Batang+Turo%2C+WALHI+Ikut+Merespon&subjudul=WALHI#.UKUWA4fBNZi



Limbah PT TPL Kembali Meresahkan, Masyarakat Ancam Demo

Thursday 15 Nov 2012 18:48:45

MEDAN, Berita HUKUM.com

Warga Desa Siantar Utara, Kec. Parmaksian kabupaten Toba Samosir (Tobasa) menuntut uang kepada PT Toba Pulp Lestari (PT TPL) sebesar Rp 1,5 milyar dan Rp 2 juta per KK/tahun. Menurut warga desa, mereka telah terkena musibah limbah PT TPL sekitar 11-12 Nopember 2012 yang lalu, yang mengakibatkan tanam-tanaman mereka banyak yang rusak dan tidak layak dipergunakan (dikonsumsi) lagi.

Sedangkan, hewan peliharaan berupa ternak, tidak mau makan rumput yang telah terkena limbah dari PT TPL tersebut. Hal ini dikatakan oleh Suryati Simanjuntak selaku sekretaris pelaksana Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) kepada wartawan, Rabu (15/11).

Suryati mengatakan, “lahan persawahan memutih akibat limbah, dan masyarakat sekarang sudah takut ke sawah yang telah terkena limbah PT TPL tersebut. Sumur umum yang menjadi sumber air bersih bagi warga, juga tak luput dari limbah PT TPL tersebut, sehingga masyarakat juga takut menggunakannya lagi. Biasanya, warga menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari, seperti dikonsumsi untuk air minum dan masak. Bahkan juga digunakan untuk mandi serta keperluan lainnya,” ujarnya.

Suryati juga menjelaskan, saat ini kesehatan masyarakat sangat menurun drastis dan sudah ada yang mengalami sesak nafas, batuk-batuk dan gangguan lainnya akibat limbah tersebut. Belum lagi atap rumah-rumah penduduk, bahkan rumah ibadah pun kini telah rusak.

Menurut Suryati, warga sangat menderita karena selama ini PT TPL telah membuang limbah secara sembarangan dan sporadis. Sehingga, limbah dari PT TPL telah merusak alam tanah batak yang terkenal dengan keasriannya. Apabila tuntutan warga ini tidak dipenuhi oleh pihak TPL hingga 19 Nopember 2012, maka pada 20 Nopember 2012, warga akan melakukan demo secara besar-besaran dan akan menutup PT TPL .

Ditempat terpisah, Nicho Silalahi selaku koodinator mahasiswa dari Gerakan Rakyat Tutup Total PT TPL menegaskan bahwa, “PT TPL harus segera ditutup, sebab sudah sangat mengganggu kelangsungan hidup masyarakat, dan merekalah yang menciptakan konflik horizontal diantara masyarakat. Pemerintah dalam hal ini jangan abstain, tapi pemerintah harus bertindak tegas kepada PT TPL, serta harus segera menutup perusahan yang telah meresahkan ditanah batak tersebut,” ujar Nicho.

Ditambahkannya lagi, “kasus TPL, bukan ini saja terjadi, tetapi sudah berulang kali, sehingga banyak masyarakat yang gagal panen,” pungkasnya. 

Nicho juga akan melakukan konsilidasi ke setiap kampus yang ada disumatera utara ini, agar menjadikan PT TPL sebagai musuh mahasiswa, karena PT TPL telah menghancurkan alam dan keindahan tanah batak.(bhc/nco)

http://www.beritahukum.com/detail_berita.php?judul=Limbah+PT+TPL+Kembali+Meresahkan%2C+Masyarakat+Ancam+Demo&subjudul=Medan#.UKUV_4fBNZi

Saturday, 10 November 2012

Sampah Yang Melawan.



Sampah Yang Melawan.
By : Nicho Silalahi.


akulah sampah ditrotoar jalan.
terbuang diantara tapak kaki.
membuat sakit mata kaum berdasi.
hingga mereka ingin memusnahkan.

akulah sampah ditrotoar jalan.
yang menjadi intan bagi pemulung.

didaur ulang dengan sejuta seni.
agar berganti dengan makanan.

akulah sampah ditrotoar jalan.

siang kepanasan malam kedinginan.
berenang dalam kumbangan.
berteman dengan debu jalanan.

meski aku hanya sampah dijalanan.!

namun kumampu ciptakan mala petaka.
jika kau tuan kaya tak menghargai kaumku.
maka bersiaplah terima bencana.

kamar kost, Medan 09112012



Friday, 5 October 2012

Melawan Lupa.!


Melawan Lupa.!
By : Nicho Silalahi.


sore disebrang istana.
berdiri dibawah payung hitam.
memeluk sebuah poster.
bagi dia yang dipaksa hilang.

sore disebrang istana.
ketika rambut terus memutih.
meski raga terbalut kriput.
namun semangat tak pernah surut.

sore disebrang istana.
seperti kamis - kamis yang lalu.
menuntut keadilan pada tuan penguasa.
untuk dia yang tak pernah kembali.

hai kau.!
ya kau.! 
penguasa didalam istana.
apakah kau berhati laknat.?
hingga tak punya waktu sedetikpun bagi mereka.

hai kau.!
ya kau.!
masih terus bersembunyi dibalik tentara.
dimana berada anak,suami,bapak dan saudara mereka.?
hingga kau takut berbicara yang sebenarnya.

dan kau.!
anjing - anjing yang mengabdi pada istana.
bukankah anak mereka teman seperjuanganmu.?
bukankah suami mereka teman seperjuanganmu.?
bukankah bapak mereka teman seperjuanganmu.?
bukankah saudara mereka teman seperjuanganmu.?
kemana suaramu yang lantang dulu.?

kau.!
cuih.!
anjing - anjing yang mengabdi pada istana.
dimana kau taruh suara keadilan yang kau teriakan dulu.?
saat kau duduk bersama jendral dan melihat mereka.

dengarlah.!
dengarlah anjing - anjing yang mengabdi pada istana.
meski dia didalam tanah.
walau tulangnya tercerai - berai.
meski batu nisan tak pernah jadi tanda.
teriakan keadilan tak pernah bisa kau bungkam.

ingatlah.!
ingalah anjing - anjing yang mengabdi pada istana.
dia yang tak pernah kembali akan menuntut balas.
membalas penghianatan atas perjuangan kalian dulu.
hingga keseluruh generasimu yang akan datang.

NFG-Sekret Fitra, Medan
09 juli 2012 06:31 WIB

Sok Bersih.


Sok Bersih.
Oleh : Nicho Silalahi

tanya pada senja dimana letak cahaya.
maka gelap malam akan menghapusnya.
tanya pada bintang dimana ada cinta.
maka matahari akan membakarnya.

kebenaran kini menjadi fatamorgana.
terabadikan dalam bingkai remang kemunafikan.
disembunyikan oleh mereka yang mengklaim penjaga surga.
hingga tuhan menjadi gundah gulana.

aku muak melihat gerakan yang ada.
selalu menghujad kesetiaan pejuang keadilan.
menebar fitnah terhadap kawan sendiri.
menyingkirkan demi menjaga popularitas.

sadarlah kau manusia yang sok bersih.
dirimu bukan lebih agung dari sampah.
kecerdasanmu bukan lebih hebat dari anak autis.
kau cuma beruntung terlahir kedunia.

sudahilah ocehanmu tentang surga dan neraka.
cerita - ceritamu tentang pembebasan umat manusia.
hanyalah untuk menggalang massa rakyat.
biar dibilang artis pembuat berita.

NFG-Kamar Kost dekat kampus
30 September 2012 03:38 WIB

danauku sayang danauku malang.

danauku sayang danauku malang.

oleh : Nicho Silalahi

Danauku kini tak biru lagi.
diperkosa kerambah milik pemodal.
hingga limbah menari bebas.
beri luka pada insan.

danauku sayang danauku malang.
akibat ulah situan setan.
berikan ijin menebar teror.
hingga nelayan mangkin merana.

oh danauku yang dulu indah.
berisi sejuta kesegaran.
teduh kan jiwa ditepimu.
kini membawa aroma busuk.

oh kemana semua para generasi.?
yang harus menjaga dan melestarikan.
agar menjadi sebuah warisan.
untuk generasi akan datang.

5 September sekitar Kota Medan

Duka Dan Pesan Ibu Pertiwi.


Duka Dan Pesan Ibu Pertiwi.
BY : Nicho Silalahi.

mengejar fhatamorgana diterik mentari.
sempoyongan melangkah dengan pasti.
letih dan duka menghampiri.
berharap datang tetes embun.

aku bertanya pada ibu pertiwi.
mengapa dirahimmu ada janin laknat.
sehingga terlahir menimbulkan bencana.
dan anak-anakmu digadaikan pada setan asing.

namun sang ibu meneteskan air mata.
tubuhnya telah dieksploitasi manusia bejad.
dirinya dijual hanya untuk ke lasvegas.
hingga negri menjadi krisis.

dengan tegar ibu pertiwi berkata.
berontaklah kau anak-anakku.
keluarkan seluruh amarah didirimu.
hancurkanlah mereka yang rakus itu.
dan gantilah sistim yang biadap ini.
agar generasi setelahmu hidup sejaterah.

NFG-Medan, Sekret Fitra Sumut.
09 September 2012 02:03 WIB.

Bunga Diantara Semak


Bunga Diantara Semak
BY : Nicho Silalahi

aku bertanya pada dian mengapa ada gelap.??
namun tetes hujan menghapus jejak kaki dipasir.
aku bertanya pada surga mengapa ada neraka.??
namun agama mengaburkan dariku.

inilah bunga diantara semak.
bagai malaikat bersekutu pada setan.
hingga manusia menjadi binatang.
merampok untuk membangun rumah ibadah.

aku bosan dengan kemunafikan yang ada.
sihati bengis menjadi orang suci.
mengkuduskan panorama penindasan.
ciptakan sejuta ayat untuk pembenaran.
sampai tuhan menjadi murka.

NFG-Medan, Sekret Fitra.
16 September 2012 05:45 WIB

Monday, 27 August 2012

Go Green Bukan Sekedar Slogan



Go Green Bukan Sekedar Slogan
Selogan Go Green yang dikampanyekan oleh para penguasa terkesan hanyalah seremonial belaka untuk mengikuti trend yang lagi populer saat ini. Sedangkan disisi lain pemerintah melegalkan berbagai pertambangan dan industri lainya yang nota bene banyak menghasilkan Limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) serta sangat berbahaya bagi kehidupan disekitanya. Libah B3  yang banyak dibuang pertambangan seperti mercuri, magan, zeng dll jelas sangat merusak hutan dan ekosistem yang ada bahkan akan lebih berbahaya lagi bagi kehidupan manusia.

Akibat dari Pembuangan limbah secara sporadis dalam jangka panjang sudah dipastikan dapat merusak jaringan sel saraf manusia seperti timbulnya penyakit kangker , penyakit kulit, ISPA dll. Belum lagi banyak industri dalam skala besar yang membuang limbah langsung kesungai atau laut sehingga perusakan akan ekosistem semangkin parah. Contohnya saja ketika kegagalan eksploitasi yang dilakukan PT.Lapindo Brantas diporong Sidoharjo yang mengakibatkan Puluhan Ribu Kepala Keluarga Kehilangan Tempat tinggal serta Ratusan Ribu Orang Yang kehiliangan pekerjaan menjadi bukti bahaya pertambangan itu. Maka dari itu pemerintah harus benar – benar konsisten dalam melaksanakan slogan Go Green  bukan hanya sebatas serimonial belaka. Sikap tegas dari pemerintahlah yang diperlukan dan berani mengambil kebijakan dengan mencabut ijin mereka.

Peran Masyarakat juga diperlukan sebagai kontrol agar kerusakan lingkungan dapat diminimalisir, sehingga alam yang indah ini tidak rusak akibat ulah orang-orang yang hanya mencari keuntungan pribadinya saja. Masyarakat jangan takut ataupun gentar untuk melakukan pemboikotan pada setiap pertambangan atau industri yang berpotensi merusak alam ini. Coba anda pikirkan alam tempat tinggal kita rusak maka yang paling beresiko terkena dampak kerusakan itu adalah kita sendiri sedangkan para pemodal hanya mengambil keuntungannya saja serta menikmati keuntungannya jauh dari tempat terjadinya kerusakan itu.

Jadi saya sarankan anda untuk berani melakukan tindakan tegas jika pemerintah mandul (abstain) untuk menjaga alam ini serta anda semua mulailah mencintai lingkungan sekitar ada juga mulailah memprogam diri anda agar melakukan penghijauan agar dampak dari kerusakan lingkungan bisa diminimalisir. Sehingga kita bisa memberikan udara yang sehat bagi lingkungan sekitar kita.

Saya menghimbau anda untuk segera melakukan penanaman kembali dikawasan –kawasan hutan yang telah dirusak para pelaku ilegal loging agar bencana Banjir, Longsor dll bisa kita minimalisir dan korban jiwa maupun harta benda tidak berjatuhan lagi.

Salam Lestari dari saya


Nicho Silalahi.

Penulis Adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Medan Area.

Sunday, 19 August 2012

Derita Rakyat Dari Sebuah Bangsa.

Derita Rakyat Dari Sebuah Bangsa
"Merah Putih Diatas Tebing Dan Batu"
Oleh : Nicho Silalahi.
Kepuncak Gunung Sibayak Demi Melihat Merah Putih Berkibar.

Gunung Berapi Sibayak (Gunung Raja penduduk setempat menyebutnya) yang teletak di kabupaten Karo yang berjarak sekitar 60 KM dari Kota Medan dan terletak di Provinsi Sumatera Utara. Dengan ketinggian sekitar 2.172 Meter diatas permukaan laut dan memiliki pemandangan sangat eksotis Mulai dari keindahan Telaga Kawah dengan tebing tebingya beraneka warna sampai puncaknya yang unik, berbentuk tapal kuda lalu meninggi seperti piramida. Karena melewati hutan belantara maka gunung ini memiliki sejuta pesona pemandangan hingga kita juga dapat melihat Gunung berapi sinabung disebelahnya.

Subuh dinihari aku melakukan perjalanan untuk mendaki puncak gunung sibayak hanya untuk menyaksikan para pencinta alam mengibarkan bendera merah putih sebagai wujud ucapan terima kasih bagi para pahlawan yang telah mengorbankan nyawanya demi memerdekakan bangsa ini.

Pergulatan Dalam hatiku.

17 Agustus adalah Hari Kemerdekaan Bangsaku, dimana setiap tahunnya acara bersifat seremonial dilakukan yang bertujuan untuk memperingatin Jasa- Jasa para pahlawan yang dengan gagah berani harus mengorbankan nyawanya demi memberikan kemerdekaan bagi generasi setelahnya.

Dengan dikibarkannya bendera merah putih dan diiringi lagu kebangsaaku “INDONESIA RAYA” menggerakan bathinku untuk mengikuti proses yang sangat hikmat itu serta berlinanglah air mata ini mengenang pengorbanan para pendahuluku itu sebab apa yang diperjuangkannya ternyata tidak seperti yang mereka cita – citakan.

Meski kuhormati sang merah putih saat diadakannya upacara diatas puncak gunung sibayak semata karena aku sedih mengenang jasa para pendahuluku yang rela mengorbankan nyawa demi kami generasinya, agar kami tidak lagi di jajah dan ditindas. hormatku pada merah putih bukan berarti aku tunduk pada negara maupun kepala negaranya sebab hingga kini aku belum merasakan kemerdekaan itu secara utuh.

Kala mengheningkan cipta kepalaku tertunduk betapa sedihnya pendahuluku yang rela mati, namun kini generasinya telah dijual oleh pemerintahan kepada bank dunia atau sejenisnya. sebab hutang luar negri telah mencapai angka lebih kurang 1900 Triliun. jadi setiap generasi yang akan lahir akan menanggung utang negara.

Pemberontakan Pada Jiwa.

Aku terus bertanya pada diriku ditengah hening cipta berlangsung apakah aku telah merdeka.? Setiap pertanyaan itu timbul maka dengan tegas hatiku menjawab kau belum merdeka seutuhnya, buktinya kau masih dihisap dan diperah oleh sebuah sistim kapitalistik yang diberlakukan oleh negaramu. Lihat saja biaya hidup semangkin hari terus meroket naik, belum lagi mahalnya biaya pendidikan yang dijadikan komoditi pasar (barang dagangan) sedangkan pada dasarnya pendidikan itu bersifat sosial dimana seharusnya negara bertanggung jawab untuk mencerdaskan rakyatnya, hal itu telah menjadi landasan pembukaan UUD 45, tapi malah sebaliknya yang dilakukan negara dengan pemerintahannya malah mengeluarkan berbagai peraturan untuk melegalkan para pialang mengeruk keuntungan berlimpah serta tak perduli rakyatnya diperah dan dihisap.

Hal yang tidak kalah tragisnya dinegara ini disektor kesehatan dimana seharusnya negara memberikan kesehatan itu secara gratis sebab jika rakyat sehat maka geliat pertumbuhan ekonomi akan meningkat sehingga kemiskinan bisa berkurang dan rakyat tidak lagi harus meninggal dengan sia – sia dikarenakan ketidak mampuan membayar biaya perobatan. Lagi lagi nasib kesehatan tidak kalah tragisnya dengan pendidikan, disini negaramu menjadi mesin penghisap pada rakyatnya dengan melegalkan para pemodal untuk berspekulasi disektor kesehatan sehingga biaya kesehatan melonjak naik dari tahun ketahun.
 
Perayaan hari kemerdekaan yang dilakukan ratusan juta saudaraku hanyalah kamuflase dari kegagalan sebuah pemerintahan sebab kemerdekaan itu hanya sebatas wacana diatas kertas tanpa bukti kongkritnya, lihat saja dari sabang sampai maroke jutaan hektar tanah milik petani telah dirampas untuk membentuk perkebunan (baik milik BUMN maupun Milik Swasta) dibawah todongan senjata aparatusnya sehingga korban jiwa terus berjatuhan. 

Ketika para petani menuntut haknya maka dengan ganasnya aparatus menembaki petani itu. Lihat juga nasib jutaan kaum buruh hanya dijadikan negara sebagai pemuas birahi untuk mengisi pundi – pundi para pemodal (investor), hal itu dibuktikan negara dengan melegalkan upah minimum nasional bukan upah layak nasional sehingga kaum buruh terus hidup dalam kemiskinan.

Lihat saja para buruh yang bekerja siang dan malam pada setia perusahaan, namun sang pengusahalah paling banyak menikmati keuntungan dari hasil kerja para buruh itu. Perhatikalah juga prilaku keluarga para pengusaha itu, hidup mereka dengan berpoya – poya keluar negri dan menghabiskan keuntungan dari hasil keringat buruh yang diperah sedangkan kehidupan buruh sangat tragis dengan berbagai kekurangan.
 
Cobalah kau datangi kebergai pesisir dan lihat kehidupan nelayan, pastilah tidak jauh beda dengan kehidupan Petani, Buruh dan Kaum miskin lainnya, sebab para nelayan itu juga tidak lepas dari spekulasi permainan harga yang dibuat para cukong (pemodal). Bayangkan saja jika kau menjadi para nelayan itu, berhari – hari dilautan dan menantang badai yang sewaktu – waktu maut menjemput mereka, tapi ketika hasil tangkapan dibawa kedarat maka kaum cokonglah yang paling banyak menikmati hasil tangkapan mereka.

Pesan Pada Generasiku.

Jika kita tidak melawan maka kemerdekaan yang sejatinya tidak akan pernah kita rasakan karena saat ini pemerintahan hanya menjadi boneka bagi asing lihat saja ketika kepala kita digadaikan bagi bank dunia ataupun sejenisnya maka kekayaan alam kita hanya menjadi tontonan saja sebab bangsa asinglah yang lebih menikmatinya.

Untuk itu saudaraku lakukanlah perlawanan itu agar generasi setelah kita tidak merasakan penderitaan yang kita rasakan. Perlawanan itu juga bisa lewat tulisan, demontrasi daan tergantung metode apa yang kau gunakan agar kelak bangsa ini benar benar merdeka seutuhnya. Singkirlah para elit atau kaum borjuis yang telah menggadaikan bangsa ini karena merekalah kita dijajah kembali. Wujudkanlah segera negara SOSIALISME itu seperti cita – cita sang Proklamator kita.