Pages

Thursday, 16 August 2012

Melawan Mati atau Diam Juga Mati.?



Melawan Mati atau Diam Juga Mati.?
Oleh : Nicho Silalahi

Sudah 67 Tahun bangsa ini merdeka namun masalah kemiskinan dan pengangguran belum juga dapat diselesaikan. Kinerja pemerintah masih hanya sebatas seremonial belaka tanpa menunjukan bukti kongkrit yang signifikan.hal ini dibuktikan dengan semangkin maraknya demostrasi (unjuk rasa) diberbagai daerah yang mengkritisi kinerja pemerintah dan menuntut kesejateraan.

Tingginya angka penganguran yang makin hari mangkin mengkuatirkan belum juga membuka mata penyelenggara Negara dalam menguranginya. Malah yang ada penyelenggara Negara terkesan ogah menyikapinya. Sehingga berdapak pada kondisi mengkhawatirkan.

Kegalalan dari kinerja pemerintah dalam membuka lapangan kerja terbukti dengan maraknya penjualan manusia keluar negri yang telah dilegalkan Negara melalui Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI). Namun tenaga kerja yang dikirim keluar negri hanyalah sebatas buruh dan pembantu rumah tangga saja yang faktor pendidikannya dibawah rata-rata. Sehingga sangat rentan untuk melakukan tindakan – tindakan criminal atau juga terkena jebakan-jebakan yang dibuat sang majikan.

Sudah kita lihat dari berbagai media - media banyak tenaga kerja indonesia harus meregang nyawa diluar negri dan beberapa bulan yang lalu seorang pembantu rumah tangga di arab Saudi bernama Ruyati meregang nyawa akibat hukum pancung namun pemerintah terkesan tidak mau tau nasib tenaga kerja tersebut. Dengan demikian kita bisa menyimpulkan kalau pemerintah tidak perduli nasib rakyatnya yang bekerja diluar negri.

Sedangkan penyelenggara negara sibuk dengan memperkaya dirinya melalui Korupsi seperti kasus BLBI, Century, Wisma Atlit DLL. Namun ketika korupsi itu terbongkar kemedia lalu sibuk mencari kambing hitam untuk dikorbankan dan pemerintah terkesan menutupi sehingga kebenaran atas kasus – kasus itu seperti hanya berjalan ditempat.

Ketidak percayaan rakyat terhadap rezim SBY – Boediono terlihat jelas dengan hampir setiap harinya demonstrasi dilakukan baik dengan massa kecil maupun puluhan ribu orang untuk menuntut mereka mundur karena dinilai gagal dalam mensejaterahkan rakyatnya.
Sementara baru – baru ini pelanggaran HAM dan pembantaian masal yang sangat sadis terjadi didesa Mesuji Lampung menambah daftar panjang kegagalan Rezim ini dalam menciptakan rasa keadilan dan kedamaian. Pembantaian sadis terhadap anak maanusia telah terjadi bahkan ada yang dipenggal dan kepalanya ditaruh keatas truck, diikat pada tiang yang kepalanya juga dipenggal.

Masih banyak lagi permasalahan bangsa ini yang belum juga terselesaikan dari sabang sampai marauke, sudah cukup kita berdiam diri melihat kegagalan yang terjadi silih berganti terjadi.sudah cukup juga rakyat miskin terus menerus menjadi korban dari keberutalan pemilik modal.untuk itu saya menghibau kepada anda semua yang memiliki nurani kemanusian agar segera bersatu dan memobilisasi diri anda dijalanan untuk melawan Rezim koprador dan tidak berpihak pada rakyat miskin.kita tak butuh senjata sebab kata kata kita adalah senjatanya, Untuk apa kita takut lagi bersuara dan menyampaikan tuntutan, sudah saatnya kita bangkit melawan dan kelak kita meninggalkan negri ini jauh lebih baik buat generasi yang akan datang. Kalau bukan kita yang melakukan perubahan siapa lagi yang melakukan perubahan itu dan memberikan yang terbaik bagi generasi yang akan datang,?

Hidup adalah pilihan.
Maka pilihlah , Tunduk ditindas dan mati atau bangkit melawan meski mati ? Sebab Diam bagai penitip nasib adalah penghianatan terbesar pada sejarah bangsa ini.

Salam Pemberontakan dari jiwa yang Merdeka.


Nicho Silalahi.

No comments:

Post a Comment